Salah
satu industri anorganik adalah pabrik semen, di mana salah satu macam semen
adalah semen Portland. Nama Semen Portland ini digunakan karena batuan yang
digunakan dalam pembuatan semen ini saat itu berasal dari daerah Portland,
Inggris. Sementara, pabrik semen yang pertama berada di Amerika Serikat yang
berdiri pada tahun 1871.
Semen
Portland ini merupakan produk yang diperoleh dari penghancuran klinker yang
mengandung kalsium silikat, umumnya terdiri dari lebih dari satu kalsium
sulfat. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi produk ini adalah
menggunakan material yang mengandung kalsium, misalnya batu kapur, . Selain itu
juga menggunakan material yang mengandung silica, misalnya tanah liat. Dan juga
bisa ditambahkan dengan material yang mengandung besi (contohnya pasir besi)
dan bahan-bahan lain, seperti fly ash,
gypsum, dan bauksit.
Produk
Semen Portland ini terdiri dari beberapa jenis tipe. Setiap tipe ini memiliki
spesifikasi dan kegunaan masing-masing. Berikut jenis tipe semen Prtland :
1.
Semen Portland tipe I (Regular Portland Cement)
Semen Portland tipe I ini biasanya digunakan untuk konstruksi
umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus terhadap panas hidrasi. Dan
digunakan pada tanah/air yang mengandung sulfat sekitar 0,0-0.1%. tipe ini
dapat diklasifikasikan lagi menjadi semen putih (mengandung ferri oksida yang
lebih sedikit), quick-setting cement,
oil-well cement.
2.
Semen Portland tipe II (Moderate Heat of Hardening and Sulfate Resisting)
Digunakan untuk konstruksi yang memerlukan ketahanan terhadap
sulfat yang tinggi, sekitar 0,10-0,20%, misalnya untuk bangunan yang berada di
pinggir laut, bangunan di tanah rawa, saluran irigasi, landasan jembatan, dan
lain-lain.
3.
Semen Portland tipe III (High Early Strength (HES) Portland Cement)
Semen ini memiliki perbandingan batu kapur-silika lebih besar dan
tingkat kehalusan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tipe I. Selain itu,
kandungan trikalsium sulfatnya juga tinggi. Biasanya digunakan untuk bangunan
ynag memerlukan kekuatan tekan awal yang tinggi setelah proses pengecoran dan
membutuhkan waktu penyelesaian yang secepat mungkin, misalnya untuk pembuatan
jalan raya, bangunan tingkat tingg, dan lain-lain.
4.
Semen Portland tipe IV (Low Heat Portland Cement)
Semen Portland tipe IV ini memiliki kandngan trikalsium
aluminate dan trikalsium sulfat dengan presentasi yang rendah, sehingga mampu
untuk menurunkan panas hidrasi.
5.
Semen Portland tipe V (Sulfate Resisting Portland Cement)
Semen
ini tahan terhadap sulfat dan mengandung trikalsium aluminate yang rendah. Biasanya
digunakan untuk konstruksi bangunan-bangunan pada tanah/air yang mengandung
sulfat tinggi dan sangat cocok digunakan untuk bangunan di daerah air laut.
Secara
umum poses produksi semen Portland adalah sebagai berikut :
Tambang
batu kapur à cracking à
penambahan clay à mill à blending à
heat kiln (T: ±1800oC) à penambahan gypsum à
pembentukan menjadi powder à packaging
Pada
proses produksi semen Portland ini ada dua jenis, yaitu dry process dan wet process.
Namun, untuk saat ini yang umum digunakan adalah dry process. Dan secara umum dry
process ini lebih efisien karena umpan yang masuk ke kiln sudah berada
dalam kondisi kering, sehingga tidak perlu ada air yang harus dievaporasi dan
proses erpindahan panasnya lebih efisien. Selain itu, pada dry process tidak diperlukan kiln dengan ukuran yang begitu besar,
hanya cukup sekitar 70 meter dengan diameter 3-6 meter. Sementara, pada wet process kiln harus panjang sekitar
200 meter dengan diameter sekitar 6 meter, karena akan banyak air yang harus
dievaporasi.
No comments:
Post a Comment